Refleksi Mata Kuliah Civic Education (PKn)
Identitas nasional
adalah merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek-aspek kehidupan suatu bangsa dengan cirri-ciri yang khas, dengan ciri-ciri
khas tersebut maka suatu bangsa akan terlihat berbeda dengan bangsa lainnya.
Proses pembentukan identitas nasional adalah bukan merupakan sesuatu yang sudah
selesai tetapi sesuatu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Identitas nasional Indonesia
yang berbasis pada masyarakat multicultural sangat relevan bagi penegasan
kembali identitas nasional bangsa Indonesia yang inklusif dan toleran
dengan tetap mengakar pada identitasnya yang majemuk.
Identitas nasional
bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah, santun dan agamais, kalimat itu sering
dibaca dan didengungkan waktu saya masih duduk di sekolah dasar (tahun 90-an)
dan sering didoktrin ala orde baru, menyenangkan sekali membaca dan mendengar
kalimat itu, ada rasa bangga, gembira dan rasa beruntung sekali sudah di
lahirkan di Indonesia, ketika duduk di SMP kata-kata itu sudah jarang terdengar
yang sering terdengar malah anak-anak SMA yang mulai senang tawuran dengan
sekolah lain bahkan sampai ada korban jiwa (katanya ramah, santun dan
agamais?), duduk di bangku SMA sudah tidak ada lagi kalimat itu, mungkin sudah
ditinggalkan dan akhirnya dihilangkan karena dinilai tidak up to date.
Hilangnya identitas
nasional adalah disebabkan dekadensi moral yang mulai menggerogoti masyarakat Indonesia,
mulai dari perkotaan dengan kehidupan yang multicultural menyebar ke pelosok
desa dimana nilai – nilai yang menjadi identitas nasional masih tumbuh. Gaya hidup matrelistis dengan bendera hedonisme adalah
identitas masyarakat di Indonesia
sekarang, selamat jalan keramahan, selamat tinggal sopan santun.
Pemicu utama dalam dekadensi moral adalah
globalisasi yang bukan hanya membawa hal positif tapi mengikutsertakan pula hal
negative, setiap manusia dengan sangat mudah dikendalikan karena sekarang
mereka sudah menikmati hiburan dari sebuah kotak ajaib di rumah mereka, yang
digunakan sebagai mass mind control yaitu televisi, dimana sebuah nilai (negatif
dan positif) disajikan dalam bentuk tontonan yang menarik dikemas dalam sebuah
cerita, secara tidak disadari otak menerima nilai-nilai negative yang
ditampilkan oleh TV tersebut dan parahnya lagi nilai negative itu bukan cuma
masuk kedalam pikiran tapi diinternalisasikan dan akhirnya diaplikasikan.
Solusi yang tepat dalam
menjaga identitas nasional adalah mengembalikan semua ke fitrahnya, kembali ke
ajaran yang hakiki, insya Allah dengan kembalinya hati menjadi fitrah identitas
nasional bukanlah hanya sebuah kalimat yang didengungkan dan didoktinisasikan
di sekolah-sekolah, tapi akan menjadi sesuatu yang akan menyenagkan dan
akhirnya akan mudah menginternalisasikan nilai-nilai positif yang akan diaplikasikan
dalam sebuah label identitas Indonesia
IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI
Reviewed by King Denie
on
6:41 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)