1.
Perkembangan Studi Islam di Barat.
Kontak Islam dengan
Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: pada masa kejayaan
Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad 13 M, dan pada masa
renaissance / runtuhnya muslim, dimana bangsa Barat yang berjaya (selama abad
ke 16 M) sampai sekarang.
a. Fase
Kejayaan Muslim
kontak pertama antara
dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi, sejumlah
ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan tinggi muslim untuk memperdalam
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi
tersebut berkedudukan di Baghdad dan di Kairo, sementara di belahan barat
berada di Cordova.
Bentuk
lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah
penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga
bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14, berkat
penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah
jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah
aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran
di Barat dan berkembangnya observasi dan eksperimen.
b.
Fase Renaissance / Runtuhnya Muslim
Kedatangan
muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilatar belakangi oleh
dua alasan pokok, yaitu alasan politik dan alasan ekonomi.
Alasan
politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas jajahannya
boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanglah muslim dari Afrika
Barat dan Afrika Utara, khususnya dari Algeria ke Perancis.
Adapun
alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan
negara-negara Eropa Barat. Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia, Jerman, Belanda
merekrut buruh dari Turki, Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya,
sementara Inggris mendatangkan dari negara-negara bekas jajahannya. Adapun
kategori Muslim yang ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatang (migran) dan
penduduk asli.
2. Perkembangan
Studi Islam di timur.
Studi
Islam di timur sama dengan menyebut studi Islam di dunia muslim. Pada akhir
periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah masih
di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan
logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai
bergeser dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat
intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya
sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai
dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk
mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo.
Pengaruh
al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu agama
dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di
zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2)
al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di
Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai
berikut:
a. Nizhamiyah
di Baghdad.
Perguruan
Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri pada tahun 455 H / 1063 M. perguruan
tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad,
yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun (813-833 M). salah seorang
ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar Abu
Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan imam Ghazali.
Perguruan
tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir dua abad. Yang
pada akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu
Khan pada tahun 1258 M.
b. Al-Azhar di
Kairo Mesir.
Panglima
Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi
al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa
pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun
membangun pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi Perguruan tinggi
al-Azhar, yang diberi nama Bait-al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti
nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada
tahun 567 H/1171 M daulat Fathimiah ditumbangkan oleh Sultan Salahuddin
al-Ayyubi yang mendirikan Daulat al-Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan
tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad. Kurikulum pada Perguruan
Tinggi al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada
aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarang,
yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap selama
hidupnya.
Universitas
al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode: pertama, periode sebelum tahun
1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961. Pada periode pertama, fakultas-fakultas
yang ada sama dengan fakultas-fakultas di IAIN, sedangkan setelah tahun 1961,
di universitas ini diselenggarakan fakultas-fakultas umum disamping fakultas
agama
c. Perguruan
Tinggi Cordova.
Di
tangan daulat Ummayah semenanjung Iberia yang sejak berabad-abad terpandang
daerah minus, berubah menjadi daerah yang makmur dan kaya raya. Pada masa
berikutnya Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang dengan pembangunan bendungan -
bendungan irigasi di sana sini menuruti contoh lembah sungai Nil dan Lembah
Ephrate.
Sejarah
mencatat Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan
pelajaran yang dituntutnya ialah geometri, algebra (aljabar), matematik. Gerard
dari Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova.
d. Kairwan Amir
Nizam al-Muluk di Maroko.
Perguruan
tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangun pada tahun 859 M
oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan
(Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada
pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara. Seperti
halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini.
Penyebab utama
kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya
kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam
kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib. Baghdad
sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M.
Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu
3. Sejarah
Perkembangan Studi Islam di Indonesia.
Perkembangan
studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga / sistem
pendidikan islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian
sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di
kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.
Maksud
pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar,
surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer, yakni
mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin,
lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi
tukang baca do’a. pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua
cara. Pertama, dengan sorogan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung
dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni
guru dikelilingi oleh murid-murid.
Adapun
sistem pendidikan di pesantren, dimana seorang kyai mengajari santri dengan
sarana masjid sebagai tempat pengajaran / pendidikan dan didukung oleh pondok
sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni sorogan
dan halaqah. Hanya saja sorogan di pesantren biasanya dengan cara si santri
yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika ada
kesalahan.
Sistem
pengajaran berikutnya adalah pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai
dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di majlis
ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al-Syafi’i.
Pada
akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai lahir sekolah
model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi ningrat
Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di samping itu
ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa.
Kemudian
dasawarsa kedua abad ke 20 muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model
Belanda oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, Jama’at al-Khair, dan
lain-lain.
Pada
level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam
tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk
memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April
1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan
cendekiawan. Setelah persiapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27
Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi
Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII,
IAIN, UIN, STAIN dsb.
Perkembangan Study Islam di Barat, Timur dan Indonesia
Reviewed by King Denie
on
11:05 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)