Swanish's Love Story Part 17
14 Februari diperingati sebagai hari Valentine,
hari kasih sayang begitu katanya, di Indonesia dan di
semua belahan dunia, para pecinta dijejali dengan jargon yang demikian,
walaupun sebenarnya Valentine tidak diajarkan dalam Islam,
banyak mereka yang ber-KTP islam merayakan Valentine itu dikarenakan minimnya
sosialisasi dari para ulama yang melarang merayakan Valentine justru yang
gencarnya adalah sosialisasi untuk merayakan valentine, biasanya lewat
film-film di tipi, iklan-iklan di radio, buy
chocolate and something romantic, or would you be my valentine, kalimat
yang sering terdengar pada valentine eve (kaya
ustadz gue ya, hee)
Doing something romance, yeeeah
right!!! Bukankah Shopie suka dengan laki-laki romantis, mungkin dia adalah
type cewe' yang suka disenangkan pada hari
Valentine. Momentnya tepat banget ini, Valentine – Romance – Shopie, what a
beautiful combination.
Gue sebenarnya ngga’ suka dengan perayaan
valentine dengan alasan karena valentine bukanlah tradisi kita orang timur
apalagi sebagai muslim sama sekali tidak dicontohkan oleh baginda Rasul untuk
merayakan valentine, Islam mengajarkan untuk selalu menunjukan kasih sayang
tidak hanya di satu hari saja.
Mengapa sii kasih sayang harus ditunjukan pada
tanggal ini, gue menunjukannya setiap hari, selalu
bilang sayang sama Shopie setiap hari,
heee, tapi
14 februari ini tidak boleh terlewatkan begitu saja tanpa bekas, mungkin gapapa kalo gue
merayakannya tahun ini saja untuk spesial untuk Shopie, tahun besok belum tentu
gue masih sama-sama dia tapi ini harus jadi valentine teromantis dihidupnya,
valentine yang ngga’ akan dia lupakan sampai nanti, sampai dia menutup mata,
akhirnya gue memutuskan untuk merayakan valentine sekali ini saja.
Merayakan valentine kadang disama dengankan
memberi cokelat kepada orang yang jadi pujaan, koq cokelat? apa yang romantis
dari sebatang coklat? Menurut gue setangkai mawar lebih berarti dari coklat
yang akan hilang setelah masuk kemulut dan berubah bentuk menjadi sesuatu yang
tak menyenangkan dengan aroma yang ngga’ sedap. Mawarpun mungkin akan layu tapi setidaknya bisa mengungkapkan
semua asa gue, mewakili setiap harap gue, menyatakan rasa sayang gue kepada dia
dan bukankah dia selalu minta bunga ilalang warna kuning tua yang selalu gue
berikan setiap pagi itu diganti dengan bunga mawar, ini adalah kesempatan yang tepat.
Tapi
bunga saja
gue pikir belum cukup, terlalu biasa, terlalu
klise kayanya dah, di sinetron-sinetron dan
film-film dengan tema cinta selalu ada adegan memberi mawar, harus ada sesuatu
yang lebih keren dari itu, lebih indah dari mawar. Bagaimana bila sebuah
cincin? I think it’s Great idea...
Malam terasa sangat lama banget datangnya, ngga’
sabar rasanya ingin ketemu dia, semua sudah gue rancang dengan sedemikian rupa,
mawar yang gue beli di sebuah toko florist di daerah Pamulang udah ada didalam tas, cincin bermotif bintang akan gue berikan malam ini,
semoga hal yang gue lakukan malam ini akan tetap tertanam dibenaknya sampai
waktu memisahkan kita, terpisah oleh kematian atau memang karena
kita tak berjodoh
Setengah
delapan lebih dikit, Shopie menghampiri gue yang lagi
ngobrol sama bang Uchi di dekat mobil box favorit yang diparkir didepan warung
si teteh anu
“haloo...” sapa gue, dia tersenyum
“hai..” katanya “pulang yuu..mo nganter gue pulang ngga’
Den..” katanya lagi
“iya dong...” gue mengiyakan pertanyaannya
“bang
Uchi saya pulang sama Boteng ya, ngga’ ikut sama bang Uchi...”kata Shopie ke bang Uchi yang
sedari tadi sedang menikmati benda 9 cm dimulutnya.
“oke
gapapa, senang malah gue ngga’ ke Cogreg jadinya....”
kata bang Uchi “eh tapi nganter si Lina gendut ya...”
dia baru teringat kalo dia ternyata harus nganter teh Lina ketika orang yang mesti dianternya terlihat baru aja menghampirinya,
rumah teh Lina sebelom rumah Shopie, dekat rumah Dwi tepatnya.
“yuu
bang Uchi pulang...” ajak teh Lina
“bentar
nunggu si Yuli, Tuti dulu....” kata bang Uchi
“owh,
kebugel dulu ya...”kata Lina akhirnya pasrah, ternyata dia ngga’ bisa langsung
pulang, ternyata harus keliling-keliling dulu nganter anak produksi yang lain,
dan seperti biasa dia selalu terakhir.
“Shopie ga’ pulang...?” tanya
teh Lina yang berdiri ngga’ jauh dari gue
“pulang
teh Lina, tapi bareng sama Deni..”kata Shopie
“mo
jalan ya den, ciyeee....” teh Lina meledek ke arah gue sambil tertawa, gue pura-pura ngga’ dengar apa yang
dikatakan teh
Lina tadi, Shopie diam aja ngga’ ngerespons. Bang Uchi masuk ke Warung si teteh Anu mau ngopi
katanya, ngantuk banget, teh Lina ikutan
juga masuk ke warung bukannya mau ikutan ngopi dia mau duduk-duduk aja, pegal
kakinya sedari pagi berdiri terus.
Valentine’s Eve
Reviewed by King Denie
on
8:49 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)