Swanish's Love Story - Part 4
Gue kadang heran ama
pikirannya Shopie yang sepertinya ngga’ pernah
mengerti apa yang ada di otak gue, dia ngga’
pernah mikir apa emang ngga’ ada pikirannya kali
ya,
seringkali dia menyakiti secara sengaja mungkin buat ngetest gue sejauh mana
gue bisa bertahan sama dia, dia sering nyakitin gue secara ngga’ sadar, seperti menceritakan teman-teman cowo'nya seperti si kena guna-guna sama kawan juga si Kiwil itu yang gue belom pernah ngeliat rupanya, Si Salam supervisor
pastry, Muhidin security, dan ada beberapa lagi.
Ada yang mengganggu
dipikiran gue saat dekat Shopie, rasa ngga’ nyaman karena dia itu selalu cerita tentang temannya si Kiwil, begitu dia memanggilnya, entah siapa lagi orang itu, yang pasti dia itu menambah saja deretan antrian gue buat mendapatkan dia
"Den, tadi gue ke stasiun Serpong..." katanya
membuka pembicaraan saat itu
"ngapain? " kata gue setengah penasaran, setengah lagi ngga’ peduli
"nganter si Kiwil.."katanya
sambil memandang gue, anjriiit nama itu lagi, sumpah gue ngga’ suka dah, dia ngga’ tau apa kalo gue ngga’ suka, gue cemburu
nong...
"nganter beli tiket, dia mo ke Jogja katanya" sambung dia, hmmm bodo amat sii gue mo ke akherat juga ngga’ peduli gue. Untungnya dia akhirnya mengalihkan pembicaraan
ke arah lain, cerita tentang "kita",
gue dan Shopie, cerita tentang masa depan
hubungan kita yang ngga’ jelas ujungnya.
Kiwil ternyata yang ini... |
Bukan Yang Ini :D |
Suatu sore gue jalan
dengan Shopie, setelah dia pulang kerja gue ajak dia untuk makan bakso di Tak Terduga, atau disingkat bakso
TT (read: bakso tete) dari perapatan Ciseeng ambil kanan ngga’
jauh dari situ adanya ada di sebelah kanan.
"Den, kerumah teman gue dulu yuu..." katanya, gue menoleh kebelakang
"dimana rumahnya?"
"naah itu
di depan, katanya menunjuk rumah yang ada di sebelah kanan, gue berhenti tepat didepan rumah itu, Shopie masuk ke pekarangan rumah itu lalu memanggil-manggil,
bukannya Assalamualaikum dulu ya...
“will...will.....” begitu katanya, tak lama pintu rumah itu terbuka
nampak seorang cewe' berdiri di ambang pintu, sepertinya mukanya
familiar, tapi siapa ya...
“”Den, ini teman gue Kiwil...yang sering gue ceritain itu, dulu dia juga kerja di Swanish” kata Shopie, busyeeet,
ini yang namanya si Kiwil itu...cewe'...?? ngga’ seperti bayangan gue ternyata,
mengapa ya dari kemarin gue cemburu sama makhluk yang
namanya Kiwil, yang ternyata adalah seorang cewe', haduuuh...gue
pikir si Kiwil itu cowo' coy, apa karena gue keingetan Kiwil yang ada di tipi itu
ya? yang ngomongnya di mirip-miripin almarhum
Zainudin MZ, kayanya itu dah. Akhirnya gue pasang senyum manis aja buat
menutupi muka bloon gue
Gue
menjabat tangan si Kiwil, cewe' hitam manis berambut
ikal-ikal kriwil, apa mungkin namanya Kiwil
diambil dari rambutnya yang kriwil-kriwil ya pikir gue sambil melihat rambut
nya, gue menjabat tangan Kiwil sambil
menyebutkan nama gue, dia menyebutkan namanya juga
“Dwi...” begitu katanya, tiba-tiba gue inget dimana gue sering
melihat dia, di Nevar, gue juga sering liet kalo dia baru berangkat naik mobil
odong-odong, istilah buat angkot berjaket disini.
“Alumni
Nevar ya, Wi?” kata gue nanya Dwi, memastikan apa benar bayangan
yang ada di otak gue
“iya,
lo alumni Nevar juga?” katanya balik nanya
“iya...waktu
gue kelas 1 lo udah kelas 3..” kata gue ke Dwi sambil
menoleh ke Shopie.
“naah
lo, nyambung dah...” kata Shopie mengomentari percakapan gue ama si Dwi, Dwi senyum
aja
Akhirnya
kita terlibat pembicaraan yang lumayan serius, walaupun obrolan basa-basi sebenernya, menceritakan bagaimana gue
kenal si Dwi, soalnya Dwi ngga’ kenal sama gue walaupun adik kelasnya,
maklumlah, orang yang super imut (item mutlak) kaya gue pasti ngga’ ada yang
bakal kenal, kalaupun kebetulan ada yang ngenalin gue pasti heran, ini orang
apa areng koq item banget ya.
“gue
mo makan bakso Wil, ikut yuu...” ajak Shopie
“ayo
deh, lain kali aja, masih ada kerjaan gue..lagian ngga’
enak ganggu entar” kata Dwi, iyalah ganggu aja lo Wi, kata gue dalam hati, akhirnya setelah pamitan motorpun gue gas sekenceng-kencengnya
dengan kecepetan 5 km/jam, ini kecepatan wajib kalo orang pacaran ya, eh emang gue pacaran
ngga’ sii sebenarnya sama Shopie, soalnya kemarin waktu penembakan sakral gue
tanya
“jadi kita jalan ni...?”
“ya udah..” katanya begitu, apa itu artinya?
Jujur
buat gue itu artinya gue jalan sama Shopie setidaknya itu keinginan gue,
menyenangkan sekali tidak ada kata-kata yang bisa gue gunakan untuk melukiskan
semua rasa gembira dihati gue, gue seneeeeng….
Akhirnya
mimpi-mimpi, khayal dan imajinasi gue mempunyai wajah, wajah yang cantik dengan
senyum manis yang melekat disana, wajah Shopie.
next story......
next story......
Kiwil…
Reviewed by King Denie
on
8:24 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)