Swanish's Love Story Part 12
Ada
hal yang terlupakan saat gue terlalu fokus sama Shopie yaitu gue jadi ngga’ terlalu perhatian sama
teman-teman sales gue, terutama Suratno yang dulu masuk
Swanish bareng gue, baru tau kalo dia punya kebiasaan jelek yaitu judi,
biasanya mereka main di warung si teteh Anu bareng
sopir dan ada juga sales siang yang ikutan kumpul entah mereka ikutan main atau
cuman melihat saja, mungkin ada sekitar sebulan mereka judi terus dan ngga’
lama terdengar kalo Suratno melarikan uang setoran, dia kabur dan jadi buruan Polsek Gn. Sindur, gue sii
yakin dia ngga’ melarikan uang
setoran, tapi uang setorannya sudah habis di meja judi, tapi untungnya kasus
ini akhirnya terlupakan begitu saja.
Ada
lagi cerita tentang teman gue yang satu lagi, si Aki Husin yang pernah jadi
partner driver gue di jalur Bandung, dia percaya dengan sebuah mitos yang
terjadi bila menabrak kucing akan mendapatkan sial, bukan cuma dia yang percaya
hal ini, sebagian besar teman gue demikian di Swanish
Ternyata
mitos kadang lebih kuat dari logika yang bisa digunakan, pernah suatu hari dia pulang dengan membawa bangkai kucing yang
dibungkus dengan bajunya, sengaja dibawanya pulang ke Swanish untuk dimakamkan
dengan layak di TPBTI (Tempat Pemakaman Binatang Tanpa Identitas), karena
kebetulan disaat kecelakaan terjadi si Kucing kebetulan tidak bawa identitas
sama sekali, KTP, SIM ngga’ punya, bahkan dompetpun dia ngga’ bawa, #eeet, karena takut dengan mitos tersebut yang bagi
beberapa orang sangat kuat pengaruhnya walaupun menurut gue ngga’ ada hubungannya antara nabrak kucing dengan nasib sial,
bukankah takdir baik dan takdir buruk Allah yang menentukan.
Ada
yang ngga’ enak kelanjutan cerita menabrak kucing ini, walaupun kejadiannya ngga’
berurutan sebenarnya, si Aki menabrak orang di Bandung, meninggal mungkin atau
koma mungkin juga, atau bisa juga bisa cuma sekedar luka lebam tidak ada
kejelasan tentang korban itu, si Aki kabur karena ketakutan meninggalkan
korbannya terkapar disana, kalaupun meninggal mengapa ya ngga’ dibungkusnya dengan bajunya lalu dibawa pulang
seperti dilakukan pada kucing itu.
Kadang
manusia lebih takut dengan mitos kesialan yang akan menimpanya daripada dosa
yang telah jelas-jelas dilakukannya. Sebagai manusia yang hidup di abad modern
gue ngga’ percaya dengan hal-hal yang demikian, mungkin karena sedari kecil gue
ngga’ diajarkan untuk percaya dengan
mitos, takhyul dan teman-temannya oleh kedua orang tua gue, mereka memang
selalu menekankan hal-hal yang demikian, Mitos, takhyul dan lain sebagainya
bisa jadi jalan ke arah kemusyrikan, demikian penuturan bokap gue.
Mirip-mirip
dengan cerita si Aki terjadi juga dengan teman sekampungnya, Bang Yudi, dia melindas orang saat ngirim roti, Na’udzubillah min dzalika, tapi menurut
penuturannya itu bukan dia yang menabrak tapi mobil didepannya, sedangkan dia
hanya melindasnya karena mobil depan dengan mobil yang dibawanya jaraknya dekat, Astaghfirullah merinding gue kalo membayangkannya,
karena kejadian itu bang Yudi nampak
terpukul sekali dan terlihat depresi, akhirnya dia memutuskan untuk pindah
jalur dari jalur agen yang malam pindah ke jalur retail yang jam kerjanya
siang.
Yang Terlupakan
Reviewed by King Denie
on
8:36 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)