Swanish's Love Story Part 8
Gue
duduk sendirian di warung si teteh Anu, menikmati kesendirian dengan ditemani sahabat gue
yang paling mengerti suasana hati gue, kopi cap teko, memikirkan apa yang
terjadi kemarin, mengapa gue jatuh hati kepada seorang cewe’ seperti itu, cewe’
ngga’ baik menurut
Syahroni, cewe’ yang bersebrangan prinsip sama gue, tapi dialah yang membuat
gairah hidup gue menjadi menggebu, belom pernah gue
jatuh hati kepada perempuan dengan begitu gilanya, rela jadi orang yang ngga’ jelas di hidupnya
hanya agar dekat dengannya, dasar bego...Astaghfirullah....apakah memang kalo Jatuh
hati seperti ini ya Allah?.
Sedikit
teralihkan pikiran gue ketika Syarif Bolot meminta dibuatkan mie goreng oleh
nenek yang bantu-bantu di warung si teteh Anu dan dia yang salah cara
menyajikannya.
“haduuuh
neek, kalo mie goreng jangan di pake-in kuah….” ujarnya kepada sang nenek yang
disambut dengan senyumnya mempesona, Syarif Bolot manyun aja, tapi sepertinya
no problem buat dia karena di makan juga itu mie goreng kuah, disampingnya
nampak teh susu kegemarannya yang hampir tandas.
Mengapa gue ngga’
cari cewe’ yang lain aja ya, untuk mengobati luka lebam hati
ini perhatian gue mesti dialihkan ke
orang lain, cari gebetan baru, yang lebih cantik, lebih menarik dan harus bisa menjadi pengobat luka, tapi siapa...sementara ini gue belum tertarik move on
dengan orang baru.
Jauh dengan Shopie tidak membuat gue kehilangan semangat kerja karena kemarin saat dia mengusir gue dari dunia mimpi gue bertekad
untuk membuat dia merasa kehilangan gue, walaupun jujur gue yang kehilangan dia
bangeeet. Di Swanish banyak banget cewe' - cewe' cantik dan menarik
walaupun mungkin ngga’ ada yang seperti dia tapi mungkin bisa buat manas-manasin dan membuat dia sedikit gerah kalo gue dekat dengan mereka.
Sedikit aneh sii emang
jadinya hidup di Swanish, gue yang biasanya dekat dengan Shopie, bercanda,
bercerita, menghabiskan malam berdua, tapi sekarang ketemu di floor nanya juga
ngga’, risih rasanya, ingin rasanya
gue tarik tangannya lalu gue bisikan di telinganya kalo gue
kangen sama dia, tapi ngga’ gue lakukan itu...jaim dikit dong gue, gue harus
buat dia menyesal karena meninggalkan gue.
Seperti biasa gue memulai
kerja gue dengan nongkrong di warung siteteh Anu, setelah ngabsen tentunya, mo
ngecek roti jalur gue belom lengkap roti tawarnya, kalo nanya sama Bukhori yang ternyata nama aslinya Bohari itu dia selalu bilang
"mo kemana sii buru-buru amat, Belanda aja masih jauh.." begitu katanya, ngga’ nyambung sii antara minta roti sama Belanda, kecuali
gue minta rotinya sama Belanda kali, tapi begitulah selalu jawaban dia kalo gue
minta roti jalur gue disiapin. kembali ke kopi gue yang sedang nikmat-nikmatnya
guys, betewe kopi yang gue minum ini bukan kopi yang biasanya ada iklannya di tipi, bukan kopi ayam berak,
bukan kopi kapal aer, tapi kopi cap teko, caffeinnya tinggi banget, otak
langsung nyaman dibuatnya, kopi ini kayanya cuman ada didaerah Bogor aja deh, soalnya
dibeberapa tempat luar kota yang gue sambangin ngga’ ada kopi merk ini.
Saat gue menulis buku ini gue sudah berhenti
menikmati Kopi cap Teko dan kopi item lainnya karena sering terkena typhus dikarenakan gaya ngopi gue yang
membabi buta dan pe’a, menurut dokter Bo’im karena
seringnya thypus gue kena Hepatitis A dan akhirnya dirawat di RSUD Cibinong
pada bulan puasa tahun 2014, berusaha mengalihkan gaya hidup dari kopi item ke
kopi putih ternyata sama saja, abis lebaran, 26 Juli 2015 gue sakit lagi,
kombinasi kelelahan dan kopi putih kembali membuat gue terkapar dalam tiga
minggu gue nginap di tiga hotel dengan nama depan rumah sakit, and finally no
coffe anymore, menikmati susu saja yang selalu menggemaskan untuk diminum
Kopi belom abis, mie goreng
datang plus nasi diatasnya, Super sekali....akhir-akhir ini gue sering melakukan ini, ngopi terus
makan mie, kebiasaan yang ngga’ baik memang,
ini supaya gue gemuk, bahkan, gue bela-belain makan obat nafsu makan supaya
nafsu makan gue menggila, gue ngga’ mau terlihat kurus, gue ngga’ terlihat menderita gara-gara pisah sama Shopie, eeet Shopie lagi kan yang ada di otak
gue.
Udin + Udin datang ke warung, dengan gaya khas mereka masing-masing,
nama mereka sama tapi
profesi mereka beda.
Udin 1, jabatan sales malam, tinggal di Cibinong, kecamatan
Gn. Sindur, tinggi 160cm biasa dipanggil Udin sales, pacaran ama Dona, Udin 2,
tinggal di Pedurenan, kecamatan Gn.sindur, tinggi 165 cm, biasa
dipanggil Udin sopir, kadang juga Udin dongdot, status menikah, gaya mereka
sama aja, sama-sama playboy, Udin sales ada
beberapa cewe' yang dekat dengannya, ada Tiyar anak produksi Pastry, Parni, juga anak Pastry, ada Dona anak
roti manis, sedangkan Udin supir yang gue tau sii dia banyak dekat ama cewe', diantaranya Desti anak Gn.sindur, tapi
ternyata ngga juga deng, Desti itu pacarnya si Eko.
salah gue, nama Desti gue samarkan, yang bersangkutan minta namanya ngga’ ditulis disini,
jadi gue samarkan saja jadi Desti, tadinya gue mo hapus
aja namanya, tapi nanti namanya akan jadi sangat penting di sekuel buku ini
(niatnya begitu)
Ada
yang menarik dari teman gue Udin sales saat dia terjebak dengan cinta segi 4,
dia pacari sekaligus 3 orang cewe’ yaitu Dona, Parni dan Tiyar, yang lucunya
saat Tiur mengaku
hamil dengan menunjukan tespek ke gue dan
juga ke yang lain (emang ngapain saja mereka koq bisa
hamil ya?...) Udin sales gelagapan begitu tau apa yang
terjadi, tidak bisa disembunyikan diwajahnya dengan apa yang terjadi, walaupun
dia berusaha menutupinya.
Seminggu
kemudian Udin sales memberi Tiyar uang dan dia meminta digugurkan saja kandungannya, belakangan gue baru tau kalo ternyata Tiyar cuma berbohong saja tentang kehamilannya, tespek yang digunakannya
adalah tespek bekas tes kehamilan temannya, gilaa dia membohongi banyak orang
supaya memuluskan ceritanya, supaya Udin sales
memberinya uang mungkin, Jujur gue sii malu kalo cerita-cerita tentang
kehamilan gue apalagi kalo ternyata gue hamil diluar nikah, lagian mana ada
laki-laki yang mau ngehamilin gue, #eeet..
Sejak peristiwa kehamilan palsu Tiyar, Udin sales menjauhinya,
Tiyar-pun jarang sekali gabung dengan kita lagi seperti yang selalu dia lakukan
sebelumnya, sales dan sopir malam, kurang lebih sebulan selanjutnya Tiyar
keluar dari Swanish.
Oh ya, buat kalian yang ingin tau Gunung Sindur itu
gunungnya seperti apa, besar atau kecil, simpan pertanyaan kalian sampai kalian
liet sendiri gunung sindur itu, Gunung Sindur itu sangat menggegerkan dunia
persilatan. karena gunungnya udah dipindahin ke Jakarta, ke BSD, entah kemana lagi, mungkin
ke Belanda juga buat bikin dam, Gunung Sindur telah tiada berpuluh – puluh
tahun lalu karena tercekik eksploitasi zaman.
Aku Hamil???
Reviewed by King Denie
on
8:29 PM
Rating:
No comments:
sempatkan untuk komentar bentar ya... ;)